Viral Video Dewasa 4 Menit 28 Detik Mirip Lisa Mariana dan Seorang Pria

hokanews,hoka news,hokanews.com,pi coin,coin,crypto,cryptocurrency,blockchain,pi network,pi network open mainnet,news,pi news  Coin Cryptocurrency  Digital currency     Pi Network     Decentralized finance     Blockchain     Mining     Wallet     Altcoins     Smart contracts     Tokenomics     Initial Coin Offering (ICO)     Proof of Stake (PoS) Airdrop   Proof of Work (PoW)     Public key cryptography Bsc News bitcoin btc Ethereum, web3hokanews

Video Syur Diduga Libatkan Lisa Mariana Beredar, Roy Suryo Tegaskan Pria dalam Video Bukan Ridwan Kamil

Selebgram Lisa Mariana tengah diterpa badai pemberitaan setelah dua video dewasa yang menampilkan sosok perempuan mirip dirinya tersebar luas di media sosial. Kedua video tersebut, masing-masing berdurasi 4 menit 28 detik, menjadi viral dan menimbulkan kehebohan di tengah masyarakat digital. Isu ini menjadi lebih sensitif lantaran Lisa sebelumnya sempat digosipkan menjalin kedekatan dengan mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

Namun, setelah ditelusuri lebih lanjut, dugaan keterlibatan Ridwan Kamil dalam video tersebut ditepis mentah-mentah oleh sejumlah pihak, termasuk pakar telematika Roy Suryo. Dalam video tersebut, tampak pemeran pria bertato pada bagian dada dengan postur tubuh sedang, tidak terlalu kurus, serta memiliki warna kulit kuning langsat. Dari segi wajah, ketika tersorot kamera, sosok pria ini tidak memperlihatkan kemiripan sedikit pun dengan Ridwan Kamil.

Roy Suryo, yang dikenal kerap dimintai pendapat dalam kasus-kasus yang melibatkan bukti digital dan multimedia, memberikan penegasan tegas terkait video ini. Dalam keterangan tertulis yang diterima JawaPos.com pada Jumat (4/4), ia menyatakan bahwa tidak ada indikasi keterlibatan Ridwan Kamil dalam dua video yang kini ramai diperbincangkan publik.

"Sama sekali tidak terlihat sosok RK dalam dua video tersebut. Jadi, dua video ini merupakan hal yang terpisah sama sekali dengan kasus yang sekarang sedang viral," ujar Roy.

Meski pria dalam video dipastikan bukan Ridwan Kamil, Roy menyoroti adanya kemiripan signifikan antara sosok perempuan dalam video dengan Lisa Mariana. Ia mengaku telah melakukan analisis visual terhadap delapan foto yang diunggah Lisa di akun Instagram pribadinya dan mencocokkannya dengan adegan dalam video syur tersebut.

"Dari enam foto yang ada, sebenarnya sudah bisa dipastikan keidentikan antara sosok perempuan dalam dua video yang dianalisis. Namun demikian, ada dua foto tambahan yang memerlukan uji fisik langsung dengan sosok LM untuk bisa dipastikan secara lebih akurat," jelas Roy.

Dua foto yang dimaksud memperlihatkan tato wajah ayah Lisa yang berada di punggung bagian atas sebelah kanan. Dalam tayangan video, tato tersebut tidak tampak pada tubuh perempuan yang terlibat, sehingga menimbulkan kemungkinan bahwa perempuan dalam video bukanlah Lisa atau bisa juga video diambil sebelum tato tersebut dibuat.

Roy menekankan bahwa dalam kasus seperti ini, analisis tidak bisa berhenti hanya pada pencocokan visual semata. Perlu dilakukan verifikasi tambahan untuk memastikan kebenaran identitas pelaku, termasuk pengujian metadata, rekam jejak digital, hingga uji forensik wajah dan tubuh.

Isu yang menyeret nama Lisa Mariana ini pun kembali menyoroti lemahnya regulasi penyebaran konten sensitif di dunia maya, terutama di platform media sosial. Banyak pihak mendesak agar langkah hukum segera diambil untuk mengusut pihak-pihak yang menyebarluaskan konten tersebut, karena selain mencemarkan nama baik seseorang, penyebaran video asusila juga termasuk dalam pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Sementara itu, pihak Lisa Mariana sendiri belum memberikan pernyataan resmi terkait beredarnya video ini. Publik pun menanti klarifikasi langsung dari yang bersangkutan guna memperjelas duduk perkara dan menghindari berkembangnya fitnah yang tidak berdasar.

Kasus ini menjadi pengingat bahwa jejak digital sangat sulit dihapus, dan setiap individu yang memiliki popularitas di ruang publik rentan terhadap penyalahgunaan data, manipulasi konten, hingga fitnah. Oleh karena itu, diperlukan kehati-hatian dalam menjaga privasi serta pentingnya literasi digital agar masyarakat tidak mudah termakan isu yang belum jelas kebenarannya.


Sumber: JawaPos.com
Next Post Previous Post

READ TOO